Gigiku... gigiku...

Assalamualaikum wr. wb.
Ngomongin gigi mungkin penting gak penting, seperti kebiasaan sebagian besar orang indonesia, mereka tuh baru ke dokter gigi saat gigi mereka sakit, yach itu juga seperti yang rima alami, mungkin bisa dimaklumin juga, abis biaya ke dokter gigi emang lebih mahal dibandingkan ke dokter umum.
Inget postingan rima kemarin saat rima berasa sakit gigi, kata dokternya khan cuman kesalahan cara/arah menggosok gigi. Saat itu rima khan juga bareng diana, yang kebetulan giginya berlubang2... nah dalam perawatan itu, ternyata giginya eno juga berlubang, jadilah eno ikutan2 ke dokter gigi (heran,... kita cpns pdii lipi 2006 ini begitu kompak... satu org jomblo semua jomblo, satu org dapet cowo semua dapet cowo, satu orang sakit gigi semua langsung sakit gigi... hehe), nah sekarang rima yang ikut2an sakit gigi lagi... kali ini yakin karena bukan salah cara menggosok gigi.
Beberapa hari lalu, gigi graham rima patah, mayan gede, merusak hampir 1/6 dari gigi itu :(. kirain tadinya ada tulang ayam yang nyangkut, duh... sampe skrg jadi ngilu banget, sempet tanya ke seorang temen yang kebetulan dokter gigi (tapi di bandung... kalo mau priksa juga mahal di ongkos walau gratis mah... hehehe) dan dia bilang kalo kasus gigi rima mungkin kasus gigi berlubang, tapi gak tampak dari luar, jadi gigi rapuh jadi saat gigi mengunyah agak keras... ya jadinya gitu gigi tersebut bisa patah. sakitnya emang berasa itu saat rima mengunyah nyksa banget, makanya makan jadi kudu pelan2 bgt... tapi mo ke dokter gigi males euy... secara bulan ini gi bokek... hehehe.
Jadi rima nyoba nyari-nyari artikelnya di internet dan ini salah satu yang rima anggap bagus, jadi rima CP in aja yach ke blog semoga bermanfaat.
wassalam
via
from :
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0404/13/100653.htmAwas! Infeksi GIGI Menjalar ke Organ LainGigi putih belum tentu sehat. Gigi yang sehat juga harus ditunjang oleh akar, tulang, serta gusi yang sehat pula. Sehatnya gigi Anda akan meminimalisasi timbulnya penyakit yang lebih serius pada organ tubuh lainnya.
Mendapat gigi yang sehat sebenarnya tidak terlalu sulit. Rajin membersihkan gigi secara benar dua kali sehari, terutama setelah makan, bakal membuat gigi awet.
Selain itu, konsultasi rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, harus tetap dilakukan. Dengan cara itu gigi yang berjumlah 32 akan tetap utuh dalam kondisi yang baik.
Sayangnya, tidak semua orang bisa menjaga kesehatan gigi dengan baik. Padahal, sakit gigi yang tampaknya sepele, bisa menjalar ke organ tubuh yang lain.
Penyakit berat yang membutuhkan pengobatan mutakhir dan mahal pun bisa terjadi. Kelalaian terhadap kesehatan gigi ini bahkan bisa menyebabkan gangguan pada jantung.
Seperti kasus yang dialami seorang pengusaha di Jakarta, awalnya giginya yang berlubang cenderung didiamkan dan tidak ditangani dengan sempurna. Kuman dari gigi berlubang itu kemudian diam-diam merambat terus dan membuat masalah di dalam jantung. Akibatnya ia terkena sakit jantung, hingga akhirnya harus menjalani transplantasi organ vital itu.
Merusak Ginjal
Masalah gigi yang sejauh ini kerap terjadi adalah karies atau gigi berlubang. Demikian penjelasan Drg. Hendra Hidayat, Sp.BM., dokter spesialis bedah mulut di Jakarta.
Lubang tersebut bisa muncul karena makanan tinggi karbohidrat, gula, dan minuman bersoda. Terutama bila sehabis mengonsumsi makanan atau minuman tersebut tidak dilanjutkan dengan menggosok gigi.
Selain itu, cara menyikat gigi yang salah juga bisa membuat gigi berlubang. Menyikat gigi secara mekanik, tidak dengan tindakan yang tepat memang bisa membuat gusi menyusut. Dengan begitu gigi yang berdekatan dengan gusi bisa berlubang.
Kalau lubangnya dangkal, masih memungkinkan dilakukan penambalan sebagai langkah perawatan. Namun, jika lubangnya sudah menembus pulva atau saraf, gigi sudah tidak bisa ditambal lagi. Biasanya kondisi itu membuat penderita mengeluh sakit.
Dalam kondisi serupa itu, saluran sarafnya harus dibersihkan. Sarafnya pun harus dimatikan. Kalau tidak, saluran akan menjadi kotor. Saraf yang sudah mati pun akan membusuk. Hal ini tentu saja akan membuat isi saluran dipenuhi kotoran dan kuman.
Jika mahkota giginya saja yang ditambal, tanpa memperhatikan saluran maupun sarafnya, rasa sakit tidak akan hilang. Dari luar gigi terlihat bagus tapi sebetulnya masih sakit karena sarafnya sudah busuk. Busuknya pun sudah menyebar ke seluruh saluran akar.
"Kalau hal ini didiamkan, bisa kronis dan timbul focus of infection. Itu sebabnya diperlukan pemotretan gigi untuk melihat kelainan yang terjadi," kata Drg. Hendra yang memiliki Dental Art Center di Jakarta ini.
Focus of infection merupakan suatu infeksi kronis di suatu tempat yang sudah ada dalam waktu cukup lama dan menyebabkan penyakit di tempat lain. Ini dikarenakan di tempat yang kronis tersebut selalu ada racun (toksin), sisa-sisa kotoran dan kuman. Dari fokus atau tempat tersebut, racun atau infeksi bisa menyebarkan penyakit ke tempat lain di tubuh seperti ginjal, jantung, mata, kulit, dan lainnya.
"Kalau ke jantung, biasanya yang terkena adalah klepnya. Mulanya hanya lubang kecil, tapi lama-lama bisa bocor. Hal itu disebut endocartitis atau peradangan jantung bagian dalam. Tapi, hal ini memakan waktu tahunan," tambah spesialis bedah mulut lulusan University of London ini.
Jika jantung masih dalam proses dibuat sakit oleh infeksi fokus di gigi dan infeksi tersebut dihilangkan atau diobati, maka timbulnya penyakit di jantung bisa ikut terhenti. Namun, bila pada jantung sudah timbul penyakit yang berdiri sendiri, pengobatan infeksi sudah tidak bisa menghentikan proses penyakit tersebut.
Nyeri Mata
Menurut Drg. Melani Sadono, dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, sakit gigi memungkinkan seseorang mengalami gangguan penyakit lain seperti pegal-pegal di sekitar leher, mata, ginjal, bahkan jantung.
Munculnya gangguan akibat komplikasi tersebut memang tidak secara langsung. Artinya, hal tersebut dapat timbul pada kondisi yang abnormal seperti terjadinya perdarahan atau infeksi pada gigi yang bermasalah.
Infeksi bisa mengundang bakteri pada gigi. Dalam kondisi tertentu, bakteri bisa mengakibatkan kerusakan gigi sekaligus memungkinkan untuk memicu kelainan pada jantung.
"Namun, hal ini terjadi dalam kondisi yang ekstrim," ucapnya.
Sejauh ini, menurut Drg.Melani yang sedang melanjutkan program doktor di FKUI ini, komplikasi yang relatif banyak terjadi adalah pada mata. Mata jadi cepat lelah dan terasa nyeri pada bagian atas mata. Nyeri itu biasanya ditimbulkan oleh infeksi pada gigi karena kedua organ tersebut memiliki induk saraf yang sama.
Dalam kasus tertentu, seseorang juga bisa mengalami masalah dengan penyakit tertentu. Hal ini terjadi bila ada kelainan pada struktur dan rongga gigi. Sebagai gambaran, sistem pengunyahan terdiri atas empat komponen, yaitu gigi berikut jaringan penyangga, tulang rahang, otot-otot dan temporal mandibular joint (TMJ).
Semua komponen tersebut saling berkaitan dan berefek secara keseluruhan. Jika salah satu gigi bawah dicabut dan tidak segera diganti, maka gigi lawannya tidak ada pasangannya. Kondisi seperti ini sudah mengganggu pengunyahan. Makan jadi tidak enak, pengunyahan pun jadi tidak sempurna.
Banyak ditemukan kasus, menurut Drg. Hasan Basyri, pada orang yang sudah lama dengan pengunyahan satu sisi ini menderita keluhan sakit di belakang kepala. "Bolak-balik sakit kepala seperti orang hipertensi, tapi waktu diperiksa tekanan darahnya baik-baik saja.
Penyebabnya adalah kehilangan satu gigi yang sudah berlangsung belasan tahun," ungkap alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ini.
Untuk itu diperlukan pemeriksaan yang cermat dari dokter. Terlebih pada mereka yang mempunyai riwayat kesehatan tertentu atau bahkan tidak memiliki catatan perawatan.
Atasi TraumaSelain usaha aktif dari dokter gigi, sikap pasien yang selalu bertanya kepada dokter mengenai riwayat sakit gigi serta keluhannya, akan sangat membantu proses penyembuhan.
Dengan begitu, kemungkinan terjadinya komplikasi akibat tindakan pada gigi bisa diminimalisasi. Penanganan kesehatan gigi sejak dini dalam stadium ringan, memungkinkan seseorang terhindar dari komplikasi yang membahayakan.
Bagi mereka yang belum mengalami sakit gigi, perawatan seperti menggosok gigi setelah makan, harus rajin dilakukan. Apabila struktur gigi tidak beraturan, harus lebih rajin memeriksakan diri ke dokter atau memberi perhatian esktra pada kesehatan giginya. Jauhi makanan yang terlalu panas atau dingin.
Gigi berlubang atau tanggal harus segera diperiksakan ke dokter, agar dapat dilakukan penanganan medis secara tuntas. Jangan menunggu hingga muncul rasa sakit yang berlebihan karena bisa menimbulkan infeksi yang dapat memicu komplikasi.
Yang lebih penting, jangan pernah menunda untuk memeriksakan gangguan gigi ke dokter, seringan apa pun. Untuk mereka yang memiliki trauma akibat berobat ke dokter gigi, ada baiknya meminta saran dokter. Kalau tidak, mintalah untuk didampingi orang terdekat saat melakukan pemeriksaan kembali.
Hal ini penting karena banyak kasus trauma masa lalu yang menyebabkan penanganan gigi jadi terlambat. @ Diana Yunita Sari/Lalang Ken Handita