Sabtu, Agustus 26, 2006
Luka itu...
Beberapa waktu yang lalu,
" Kita taruhan yuk...."
"Taruhan apa?"
"Sebulan dari sekarang... siapapun diantara kita... yang menyatakan cintanya lebih dahulu... maka dia kalah"
"Wah.... gak mau... aku gak suka taruhan"
"Ayolah... taruhannya mudah kok, sapa yang kalah harus mengakui kalo dia menyerah dan mengakui pemenang sebagai kekasihnya... gimana? mau yach"
"Yey, itu mah... sapapun yg menang... hasilnya sama.. kita jadi sepasang kekasih"
"Hahaha... iya yach"
Sejak saat itu, kamu selalu menemani hari-hariku... selalu ku rindukan... setiap kesempatan untuk dapat bersamamu... ehm.. apakah aku mulai menyerahkan hati ini padamu, namun semakin lama.. justru kesedihan yang menumpuk didadaku... aku tidak ingin mengulang luka itu, luka karena cinta yang terhempas ditengah jalan, tanpa sanggup aku mempertahankan. Aku tak ingin melukai dan dilukai lagi, dan saat ini.. aku takutkan itu akan terjadi pada kita.
Kemarin, aku berikan suatu keputusan yang kubuat sepihak, karena aku takut... terlalu takut untuk mencintaimu.
"Maafkan aku, aku tidak bisa menghubungimu lagi, terima kasih atas keindahan yg telah kau berikan untukku, walau aku merasa nyaman disampingmu.. namun aku tetap harus pergi"
"Apa aku berbuat salah?"
"Tidak... semua kesalahan ada padaku, aku terlalu takut menyakiti dan disakiti lagi"
"Kamu tidak mau mencoba... mengapa kamu tidak mencoba menemukan cinta lagi?, sampai kapan kamu mau begini?"
"Entahlah... namun aku terlalu takut, coba pahami aku"
"Ehm... aku memahamimu... aku tau kamu terluka.. tapi apa benar itu keinginanmu"
ku hela napas panjang... sebelum sanggup berkata
"Iya, ini keinginanku"
kau diam sejenak... tak berkata-kata
"Tolong... jangan diam begini, maafkan aku... kita masih bisa berteman khan?"
"Aku tidak bisa begitu.. bila kau ingin pergi dari hidupku.. maka ini adalah terakhir kita bertemu"
tubuhku membeku, ku tau kau akan begitu... ku dapat rasakan kekerasan sikapmu, dulu kau mengatakan aku si kepala batu dan karena itulah kau menyukaiku, dan aku menyukaimu karena kekerasan sikapmu.. yang selalu optimis menjalani hidupmu. Ternyata dua sikap itu yang akhirnya memisahkan kita... ya... akibat keputusanku, mataku berkaca... ku tau... inilah akhir dari segalanya.. dan aku akan benar-benar kehilangan dirimu
"Maafkan aku"
"Selamat Tinggal"

-----------------------------------------------
Just Little Story 4 My Invisible Man
 
tulisan mavia pukul 3:19 PM | Permalink |


0 Comments:


click to visit